• Home/
  • Berita Daerah/
  • Masyarakat Keluhkan Akses Stasiun Rangkasbitung Sulit di Lewati, Disperindag Lebak Klarifikasi

Masyarakat Keluhkan Akses Stasiun Rangkasbitung Sulit di Lewati, Disperindag Lebak Klarifikasi

BANTEN – Akses menuju Stasiun Rangkasbitung yang masih belum terkelola dengan baik, dikeluhkan masyarakat. Semrawutnya akses masuk ke stasiun tersebut diakui Yani, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak. Ia menyampaikan, permohonan maaf karena akses masuk dan keluar stasiun semrawut. Sehingga hal tersebut menganggu kenyamanan penumpang di Stasiun Rangkasbitung.

“Mohon maaf kepada masyarakat yang telah terganggu untuk aksesnya karena imbas adanya proyek stasiun ultimate Rangkasbitung,” ujar Yani saat dihubungi RADARBANTEN.CO.ID, Sabtu 22 Juni 2024.

Yani menuturkan, semrawutnya akses jalan menuju stasiun dikarenakan setengah badan jalan menuju stasiun digunakan oleh pihak PT KAI untuk kegiatan mega proyek stasiun ultimate Rangkasbitung.

“Untuk diketahui, jalan yang selama ini ada sekitar tujuh meter, setengahnya yaitu 3,5 meter dipinjam pakai oleh pihak PT KAI untuk kegiatan proyek tersebut (di batas pagar seng) sehingga jalan menyempit,” tuturnya.

Diketahui area parkiran serta jalan sekitar Pasar dan Stasiun Rangkasbitung memang dikelola oleh pihak Disperindag Kabupaten Lebak. Ia menjelaskan, untuk menangani hal tersebut pihaknya telah melakukan rapat koordinasi bersama berbagai pihak, namun hasil dari rapat tersebut belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

“Kita sudah rapat dengan PT KAI dan Balai Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, namun hasilnya kami akui sampai saat ini belum sesuai yang diharapkan. Kami akan terus berupaya mengurangi dampak tersebut dengan terus berkoordinasi, kami berharap kondisi seperti ini tidak berlangsung lama seiring target selesainya proyek tersebut. Info dari pihak PT KAI selesai di bulan Juli 2024 ini,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang penumpang, Acep mengatakan, akses jalan yang kecil diperparah oleh banyaknya tukang ojek dan PKL membuat para penumpang saling berhimpitan.

“Ini kami kesulitan, setiap hari pakai kereta untuk kerja jadi tidak nyaman. Udah mah jalan sempit, ditambah banyak hambatan gini,” tandas Acep. Ia berharap, pembangunan segera selesai dan keadaan di stasiun normal kembali. Karena kalau seperti itu terus keadaan membuat tak nyaman penumpang.

“Semoga segera normal ya, kalau bisa jangan lama-lama. Terus pemerintah memberikan akses yang nyaman kepadan penumpang,” tukasnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave A Comment

All fields marked with an asterisk (*) are required